+62 813-2705-1504

Web Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Logo Design

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

Web Development

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

White Labeling

Your content goes here. Edit or remove this text inline.

VIEW ALL SERVICES 

Discussion – 

0

Discussion – 

0

Tingkat Kesadaran Keamanan Siber Pelajar Indonesia: Hasil Survei BSSN 2024

Kesadaran keamanan siber menjadi faktor penting dalam menjaga data pribadi dan mencegah serangan digital. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah melakukan Survei Kesadaran Keamanan Siber (SKKS) 2024 untuk mengukur pemahaman pelajar Indonesia terkait keamanan siber. Survei ini memberikan wawasan mengenai kebiasaan digital, risiko yang dihadapi, serta langkah-langkah yang perlu ditingkatkan untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih aman.

Metodologi Survei Keamanan Siber BSSN 2024

BSSN menggunakan pendekatan berbasis data dengan metode survei elektronik yang didistribusikan kepada pelajar SMA di seluruh Indonesia. Berikut tahapan metodologi yang digunakan:

  • Penentuan Responden dan Sampel
    Survei dilakukan terhadap 8.511 pelajar SMA atau sederajat di 34 provinsi Indonesia. Responden dipilih menggunakan metode Slovin untuk mendapatkan sampel yang representatif.
  • Teknik Pengumpulan Data
    Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner online yang dikirimkan ke sekolah-sekolah dengan bantuan Dinas Pendidikan dan Diskominfo.
  • Pengolahan Data dan Analisis
    Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan SPSS dan Surveiku.com untuk mendapatkan Indeks Kesadaran Keamanan Siber (IKKS).

Hasil survei ini memberikan gambaran nyata tentang tingkat kesadaran siber pelajar Indonesia serta faktor-faktor yang memengaruhi keamanan digital mereka.

Hasil Survei: Tingkat Kesadaran Keamanan Siber Pelajar Indonesia

Berdasarkan hasil survei, Indeks Kesadaran Keamanan Siber (IKKS) nasional mencapai 2,855, yang dikategorikan Baik. Survei ini mengelompokkan kesadaran keamanan siber ke dalam dua aspek utama:

1. Keamanan Siber Teknis

Keamanan siber teknis mencakup pemahaman dan penerapan perlindungan data digital dari ancaman teknis seperti peretasan, malware, dan serangan phishing. Indeks keamanan siber teknis berada di angka 2,69 (Baik) dengan beberapa temuan utama:

  • Kesadaran terhadap kata sandi (password) masih rendah.
    Banyak pelajar masih menggunakan kata sandi yang lemah dan jarang menggantinya secara berkala.
  • Kurangnya pemahaman mengenai pelaporan insiden siber teknis.
    Indeks aduan insiden siber teknis hanya mencapai 2,15, menunjukkan bahwa banyak pelajar tidak tahu bagaimana atau kepada siapa harus melaporkan ancaman digital.
  • Penggunaan WiFi publik yang tidak aman.
    Banyak pelajar mengakses internet melalui jaringan WiFi publik tanpa menggunakan VPN atau langkah keamanan lainnya.

2. Keamanan Siber Sosial

Keamanan siber sosial mencakup perlindungan terhadap rekayasa sosial, penyebaran konten negatif, serta keamanan dalam interaksi di media sosial. Indeks keamanan siber sosial lebih tinggi dibandingkan teknis, yaitu 3,00 (Sangat Baik). Beberapa temuan kunci:

  • Rekayasa sosial masih menjadi ancaman utama. Pelajar sering terpapar upaya manipulasi online seperti phishing dan scam yang mengeksploitasi kurangnya kesadaran mereka.
  • Konten negatif masih tersebar luas.
    Indeks untuk konten negatif cukup tinggi, mencapai 3,57, menunjukkan bahwa pelajar memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengenali dan melaporkan konten berbahaya.
  • Kurangnya pelaporan terhadap insiden siber sosial.
    Indeks aduan insiden siber sosial hanya 2,11, menunjukkan bahwa meskipun mereka menyadari ancaman, masih banyak yang tidak melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.

Tantangan dan Peluang dalam Meningkatkan Kesadaran Keamanan Siber

Meskipun hasil survei menunjukkan bahwa kesadaran siber di kalangan pelajar sudah cukup baik, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

  • Minimnya Kesadaran dalam Menggunakan Password yang Kuat
    • Banyak pelajar masih menggunakan kata sandi yang mudah ditebak.
    • Solusi: Edukasi tentang pembuatan password yang aman dan penggunaan autentikasi dua faktor (2FA).
  • Rendahnya Tingkat Pelaporan Insiden Siber
    • Banyak pelajar yang tidak mengetahui mekanisme pelaporan kejahatan siber.
    • Solusi: Meningkatkan kampanye pelaporan insiden ke BSSN, Diskominfo, atau kepolisian.
  • Tingginya Risiko di Media Sosial
    • Pelajar sering berbagi informasi pribadi secara berlebihan tanpa menyadari risikonya.
    • Solusi: Sosialisasi mengenai pengaturan privasi dan etika berinternet.

Rekomendasi BSSN untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Kalangan Pelajar

Berdasarkan hasil survei, BSSN merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber di kalangan pelajar:

  • Meningkatkan Edukasi Keamanan Digital di sekolah-sekolah dengan memasukkan materi keamanan siber dalam kurikulum.
  • Sosialisasi Penggunaan Internet yang Aman melalui seminar, webinar, dan kampanye digital.
  • Peningkatan Literasi Keamanan Siber dengan mengajak pelajar untuk aktif memahami ancaman siber dan cara mengatasinya.
  • Penguatan Regulasi dan Kebijakan untuk memastikan perlindungan yang lebih baik terhadap ancaman digital bagi generasi muda.

Kesimpulan

Survei Kesadaran Keamanan Siber (SKKS) 2024 oleh BSSN mengungkapkan bahwa kesadaran pelajar Indonesia terhadap keamanan digital berada dalam kategori Baik hingga Sangat Baik, tetapi masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki, terutama dalam keamanan teknis dan pelaporan insiden siber. Dengan edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif, diharapkan generasi muda dapat lebih siap menghadapi ancaman siber dan menciptakan ekosistem digital yang lebih aman.

Download: Hasil Survei Kesadaran Keamanan Siber (SKKS) 2024
Sumber: https://www.bssn.go.id/wp-content/uploads/2025/02/Laporan-SKKS-2024.pdf

Andi Dwi Riyanto

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like